Megawati Soekarno Putri akhirnya
memberikan mandat kepada Jokowi Widodo sebagai calon presiden pada Pemilu 2014.
Mandat itu ditulis Megawati sekitar pukul 14.45 di hadapan Ketua Bappilu DPP PDI-P
Puan Maharani dan Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Tjahjo Kumolo, tertangal 14 Maret 2014.
Entah itu kabar gembira atau sebaliknya. Kabar gembira
karena “gubernur kurus” sebutan Megawati buat Gubernur Jakarta ini, merupakan
sosok yang pemimpin yang dirindukan oleh sebagian besar rakyat Indonesia.
kalo dibilang Jokowow ini media darling, itu memang kenyataanya, dimanapun dan kapan pun dia selalu di ikuti media dan itu membuat gerah para pejabat lain yang merasa terusik oleh gaya kepemimpinan Jokowi. Selama menjadi gubernur DKI Jakarta hingga saat ini, dimanapun dan oleh siapapun Jokowi di sindir maupun dicaci dimedia, sontak akan mendapat respon sebaliknya dari para pembaca dan pendengar khususnya warga DKI Jakarta.
Lalu bagaimana jika kini Jokowi, menyatakan kesiapanya untuk maju menjadi capres alias Calon Persiden 2014 yang diusung oleh Partai PDI Perjuangan padahal blum 5 tahun pemerintahanya.
2014 memang kesempatan emas buat Jokowi buat maju menjadi capres, apalagi Megawati sudah legowo memberikan singgasananya kepada mantan Walikota Solo ini.
Pertanyaanya.
Profil pemimpin yang sederhana dan merakyat, membangun
daerahnya dengan melibatkan rakyatnya.” Melibatkan rakyat" itulah dua kata yang
indah dan menjadi harapan besar bagi kita rakyat Indonesia, tidak hanya
mengambil keputusan yang mengatas namakan rakyat tanpa pernah bertanya, melihat,
dan merasakan realita yang ada di lapangan,yaitu
dengan melihat langsung ke Lapangan.
Trend “Blusukan” itu
adalah bukti kerinduan masyarakat untuk sekedar dilihat oleh pemimpinya,
kerinduan untuk diperhatikan oleh pemimpinan dan kerinduan itu kita temukan
dalam diri Joko Widodo. Mungkin beliau bukan satu-satunya tokoh di Indonesia yang dikenal bersih, tegas dan berprestasi tapi pada kenyataanya dia yang paling terekspose untuk saat ini.
Keluguanya terlihat, saat pertama kali menghadiri acara bersama
presiden Susilo Bambang Yudoyono dalam vidio dibawah ini
Tanpa berpikir panjang dan reflek beliau langsung mengankat gong
tanpa menunggu ajudanya. Sontak hal tersebut mengejutkan banyak orang tak hayal dengan presiden SBY.
Secara masak gubernur angakat2 gitu low…
Belum genap 100 hari pemerintahanya di DKI Jakarta, beliau sudah diuji dengan lumpuhnya pusat ibu kota, akibat tanggul Latuharhary yang jebol dan mengakibatkan kawasan Bundaran HI
terendam banjir. Di akhir Desember 2013, tanggul tersebut diketahui
miring hingga 30 derajat. Jokowi sempat menjanjikan bahwa perbaikan
tanggul hanya akan memakan waktu 3 hari namun tak kunjung selesai, tak hanya di siang hari tapi malam hari, tukang kayu ini rela menunggu hingga perbaikan tanggul selesai.
kalo dibilang Jokowow ini media darling, itu memang kenyataanya, dimanapun dan kapan pun dia selalu di ikuti media dan itu membuat gerah para pejabat lain yang merasa terusik oleh gaya kepemimpinan Jokowi. Selama menjadi gubernur DKI Jakarta hingga saat ini, dimanapun dan oleh siapapun Jokowi di sindir maupun dicaci dimedia, sontak akan mendapat respon sebaliknya dari para pembaca dan pendengar khususnya warga DKI Jakarta.
Lalu bagaimana jika kini Jokowi, menyatakan kesiapanya untuk maju menjadi capres alias Calon Persiden 2014 yang diusung oleh Partai PDI Perjuangan padahal blum 5 tahun pemerintahanya.
2014 memang kesempatan emas buat Jokowi buat maju menjadi capres, apalagi Megawati sudah legowo memberikan singgasananya kepada mantan Walikota Solo ini.
Kalo gak 2014 kapan lagi gitu lo...masak harus nunggu 5 th lagi....keburu tua kali jokowinya tar gak bisa loncat sana loncat sini lagi wkwkkw
Pengusaha Mebel, beruba menjadi Walikota Solo dan sekarang bermetamorfosis menjadi Gubernur DKI Jakarta, sekarang mendapat mandat untuk menjadi capres dalam partai yang dinaunginya, padahal belum genap 2 th kepemimpinanya di DKI Jakarta, pasti hali ini akan menimbulkan pro dan kontra.
Pertanyaanya.
Mengapa Jokowi mau diusung menjadi capres, padahal kepemimpinanya di DKI Jakarta belum kelar?
bukan hanya warga jakarta yang ingin dipimpin Jokowi, itu adalah realitanya sekarang,
Dikutip dari berita harian kompas.com perbincang dengan sejumlah wartawan di kediaman Yusuf Kala, beliau menuturkan "Kalau dengan (Jokowi) menjadi presiden, bisa saja berbuat lebih banyak demi Jakarta,” karena menjadi presiden bukan berarti meninggalkan DKI Jakarta.
tapi itu juga akan menimbulkan spekulasi yang berbeda jika yang
ditakutkan sekarang adalah Jokowi berubah menjadi boneka partai yang
menaunginya.
Mampukah Jokowi memimpin Indonesia dengan pengalaman yang belum mencukupi? karena Presiden bukan lagi bicara Daerah tapi Negara Indonesia?.
jawaban apakah yang akan diberikan beliau, progaram apa yang akan dibuat Jokowi, bisakah beliau merombak birokrasi yang seperti benang kusut dan terkendala aturan-aturan yang membuat masalah berlarut-larut, atau kah itu cuma harapan dan mimpi rakyat saja untuk
"Indonesia Baru"
"Indonesia Baru"
Tidak ada komentar :
Posting Komentar